Kelor, juga disebut pohon kehidupan atau gelambir putih, adalah tanaman obat yang memiliki sejumlah besar vitamin dan mineral, seperti zat besi, karoten, quercetin, vitamin C, di antaranya, yang memberikan efek antioksidan dan antiinflamasi yang lebih besar.
Karena alasan ini, tanaman ini telah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit pernapasan, mengurangi kecemasan, menurunkan berat badan, dan bahkan mengendalikan konsentrasi glukosa dalam darah pada penderita diabetes. Namun, masih ada beberapa penelitian yang membuktikan semua manfaatnya dan yang menggambarkan dosis minimum, serta keamanannya untuk penggunaan manusia.
Nama ilmiah dari kelor adalah Moringa oleifera dan, umumnya, bagian yang paling sering digunakan adalah daun. Pada tahun 2019, Anvisa melarang penjualan produk apa pun yang mengandung tanaman ini, justru karena kurangnya penelitian yang menunjukkan dosis efektif dan keselamatan tanaman untuk kesehatan.
Manfaat kelor
Menurut beberapa penelitian ilmiah, kelor dapat digunakan untuk beberapa situasi, dengan manfaat utamanya:
- Meningkatkan kapasitas pernapasan, membantu memerangi penyakit seperti asma; Cegah diabetes, karena memiliki sifat yang membantu mengatur stres oksidatif, yang mengurangi kadar gula darah, melindungi sel; Lindungi jantung, karena mencegah penyerapan kolesterol di usus dan pembentukan plak lemak di arteri, sehingga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular; Mengatur tekanan darah, karena meningkatkan sirkulasi darah karena efek vasodilatornya; Membantu menurunkan berat badan, karena memiliki serat dan protein yang membantu meningkatkan rasa kenyang; Cegah dan memerangi anemia, karena daunnya mengandung zat besi dalam jumlah besar (105 mg per 100 g daun), mendukung pembentukan sel darah merah; Meningkatkan pertahanan tubuh, karena terdiri dari zat-zat, seperti vitamin C, polifenol, dan beta-karoten, yang memperkuat sistem kekebalan tubuh; Memiliki efek analgesik dan antiinflamasi karena adanya isotiosianat, kuersetin, dan asam klorogenat, yang merupakan zat yang membantu mengurangi proses inflamasi, menghilangkan gejala rematik dan radang prostat, misalnya; Melindungi dan melembabkan kulit karena sejumlah besar vitamin B, C, E dan A kompleks yang dimilikinya, sehingga mendukung penyembuhan kulit; Meningkatkan kesehatan sistem pencernaan, karena mencegah dan membantu dalam pengobatan sakit maag, selain membantu melawan sembelit karena jumlah seratnya yang besar; Membantu mengobati wasir, karena memiliki efek vasodilatasi, merangsang sirkulasi darah; Tingkatkan penglihatan, karena terdiri dari beta-karoten, yang merupakan komponen awal vitamin A yang, di antara fungsi-fungsi lain, bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan penglihatan; Membantu mengurangi efek menopause, karena membantu mengendalikan peradangan dan tingkat stres oksidatif selama periode ini, membuat konsentrasi hormon selama menopause stabil. Ketahui cara mengidentifikasi gejala menopause.
Sifat kelor
Sifat-sifat moringa termasuk antioksidan, anti-inflamasi, analgesik, anti-diabetes, vasodilator, antikolinergik, anti-rematik dan sifat penyembuhan.
Teh kelor
Teh kelor tidak termasuk daftar tanaman yang disetujui oleh Anvisa untuk konsumsi dan, oleh karena itu, harus dihindari sampai penelitian lebih lanjut membuktikan kemanjuran dan keamanan tanaman.
Namun, para ahli menunjukkan bahwa orang yang memiliki kebiasaan menggunakan tanaman ini, dan tidak ingin mengganggu penggunaannya, harus mengkonsumsi hanya 2 cangkir, atau 500 mL, teh ini per hari, karena ini adalah jumlah yang tampaknya tidak menimbulkan risiko kesehatan..
Bentuk konsumsi lainnya
Selain teh, kelor juga bisa ditemukan dalam bentuk kapsul, biji atau bubuk. Namun, formulir ini juga dilarang untuk dijual di wilayah Brasil, dan tidak boleh digunakan.
Efek samping dan kontraindikasi
Konsumsi moringa dapat menyebabkan beberapa efek samping, seperti mual, muntah, dan diare. Dianjurkan untuk menghindari mengkonsumsi akar dan ekstraknya, tanpa bimbingan profesional, karena mengandung zat beracun yang, ketika digunakan dalam konsentrasi yang berlebihan, dapat menyebabkan kelumpuhan dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Asupan kelor tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan bayi, karena tanaman obat ini dapat mengganggu kehamilan dan produksi ASI. Cari tahu teh mana yang bisa dan tidak bisa dikonsumsi wanita hamil.