Gejala-gejala septikemia timbul ketika ada infeksi di beberapa bagian tubuh, seperti paru-paru atau saluran kemih, misalnya, yang tidak dirawat dengan benar, yang mendukung penyebaran mikroorganisme melalui aliran darah dan menghasilkan gejala seperti demam, mual, kelelahan. rasa sakit yang berlebihan di dada dan peningkatan detak jantung, misalnya
Septicemia berhubungan dengan infeksi dalam darah yang dapat terjadi selama rawat inap, sebagai akibat dari lingkungan atau prosedur medis, atau karena kegagalan untuk mengobati infeksi sebelumnya. Septicemia didiagnosis terutama melalui tes laboratorium dan perawatan dilakukan dengan menggunakan antibiotik, yang direkomendasikan oleh dokter sesuai dengan jenis infeksi dan kesehatan umum orang tersebut.
Gejala utama
Gejala septikemia muncul ketika infeksi tidak diobati dengan benar, dengan mikroorganisme menyebar melalui aliran darah dan mencapai organ lain. Tanda-tanda awal septikemia adalah:
- Demam di atas 38ÂșC; Menggigil dan tremor terus-menerus; Mual dan muntah; Kelemahan dan kelelahan yang berlebihan; Peningkatan detak jantung di atas 90 detak per menit; Napas cepat dan dangkal, lebih dari 20 siklus per menit.
Karena septikemia adalah masalah serius yang berkembang sangat cepat, penting untuk segera pergi ke ruang gawat darurat atau memanggil ambulans, memanggil 192, kapan pun diduga septikemia.
Gejala-gejala ini dapat muncul di rumah ketika Anda menderita pneumonia atau infeksi saluran kemih, misalnya, tetapi mereka juga dapat berkembang selama tinggal di rumah sakit, terutama pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti bayi, orang tua dan pasien HIV, misalnya.
Cara mengidentifikasi septikemia
Diagnosis awal septikemia bisa rumit, jadi penting untuk mencatat semua gejala. Dokter dapat memesan kultur darah, yang sesuai dengan tes laboratorium yang memungkinkan identifikasi mikroorganisme hadir dalam darah dan yang biasanya dilakukan selama rawat inap.
Selain itu, ada kemungkinan bahwa dokter meminta hitung darah, yang biasanya diubah pada septikemia, dan tes laboratorium lainnya yang memungkinkan fokus utama infeksi diidentifikasi, seperti tes urin, kultur sekresi pernapasan atau luka.
Jika tidak ada hasil infeksi yang jelas, dokter mungkin juga akan melakukan rontgen, ultrasound atau CT scan, misalnya, untuk menilai organ mana yang mungkin terkena dan mengidentifikasi fokus awal infeksi.