Rumah Bulls Gejala dan kiat fotofobia yang harus dihindari

Gejala dan kiat fotofobia yang harus dihindari

Anonim

Fotofobia adalah peningkatan kepekaan terhadap cahaya atau kejernihan, yang menyebabkan keengganan atau perasaan tidak nyaman pada mata dalam situasi ini dan menyebabkan gejala seperti kesulitan membuka atau menjaga mata tetap terbuka di lingkungan yang terang.

Jadi, orang dengan fotofobia menderita intoleransi terhadap rangsangan cahaya, yang dapat disebabkan oleh penyakit mata, seperti cacat lahir atau radang mata, atau oleh penyakit sistemik, seperti albinisme atau meningitis, misalnya. Selain itu, fotofobia dapat difasilitasi dalam beberapa situasi, seperti terlalu sering menggunakan lensa kontak atau selama pemulihan dari operasi mata.

Fotofobia dapat disembuhkan, dan perawatannya diarahkan oleh dokter untuk penyebabnya. Namun, penyebab ini seringkali tidak dapat dihilangkan, dan disarankan untuk mengikuti beberapa tips untuk mengurangi efek sensitivitas ini setiap hari, seperti mengenakan kacamata hitam atau dengan lensa photochromic.

Penyebab utama

Mata selalu berusaha melindungi diri dari cahaya, yang bila berlebihan bisa mengganggu. Namun, dalam fotofobia ada reaksi yang lebih berlebihan, dan risiko dapat meningkat dalam situasi berikut:

  • Penyakit bawaan retina, seperti tidak adanya pigmen di belakang mata, tidak adanya iris atau albinisme; Mata berwarna terang, seperti biru atau hijau, karena mereka memiliki kemampuan paling sedikit untuk menyerap pigmen; Penyakit mata seperti katarak, glaukoma atau uveitis; Cidera di mata, yang disebabkan oleh infeksi, alergi atau cedera; Astigmatisme, situasi di mana kornea menyajikan perubahan dalam bentuknya; Perubahan neurologis, seperti migrain atau kejang. Penyakit sistemik, tidak berhubungan langsung dengan mata, seperti penyakit reumatologis, meningitis, rabies, botulisme atau keracunan merkuri, misalnya; Penggunaan lensa kontak yang berlebihan; Setelah operasi mata, seperti katarak atau operasi refraktif.

Selain itu, penggunaan beberapa obat, seperti fenilefrin, furosemide atau skopolamin, atau obat-obatan terlarang, seperti amfetamin atau kokain, misalnya, juga dapat meningkatkan sensitivitas terhadap cahaya dan menyebabkan fotofobia.

Gejala umum

Fotofobia ditandai oleh keengganan atau peningkatan kepekaan terhadap cahaya, dan ketika dibesar-besarkan itu mengindikasikan perubahan penglihatan, dan dapat disertai dengan tanda dan gejala lain, seperti kemerahan, rasa terbakar, atau gatal di mata.

Selain itu, tergantung pada jenis perubahan yang menyebabkan fotofobia, adalah mungkin untuk mengalami sakit mata, penurunan kapasitas penglihatan atau bahkan manifestasi di bagian lain dari tubuh, seperti demam, kelemahan atau nyeri sendi, misalnya.

Dengan demikian, di hadapan fotofobia yang tiba-tiba, intens atau berulang, penting untuk mencari dokter mata untuk menilai kondisi penglihatan dan mata, untuk menemukan penyebab dan menunjukkan pengobatan yang sesuai.

Bagaimana perawatannya dilakukan

Untuk mengobati fotofobia, perlu untuk mengidentifikasi dan mengobati penyebabnya, setelah evaluasi medis, mungkin perlu untuk beroperasi pada katarak, memperbaiki penglihatan untuk astigmatisme atau menggunakan obat-obatan untuk mencegah migrain, misalnya.

Selain itu, beberapa tips yang harus diikuti untuk meredakan gejala fotofobia adalah:

  • Gunakan lensa photochromic, yang beradaptasi dengan kecerahan lingkungan; Pakailah kacamata hitam di lingkungan yang cerah, dengan perlindungan UV untuk mencegah kerusakan pada mata; Pilih kacamata dengan lensa terpolarisasi, yang menawarkan perlindungan ekstra terhadap pantulan cahaya yang disebabkan oleh permukaan reflektif, seperti air, misalnya; di lingkungan yang cerah, kenakan topi dengan pinggiran lebar dan lebih suka berada di bawah payung;

Selain itu, disarankan untuk melakukan evaluasi tahunan sebagai dokter mata, untuk memantau kesehatan mata dan mendeteksi perubahan sesegera mungkin.

Gejala dan kiat fotofobia yang harus dihindari